Sejarah Candi Gedong Songo merupakan beberapa candi yang berkelompok hingga membentuk sebuah komplek percandian yang merupakan salah satu peninggalan agama Hindu. Lokasi candi ini di desa Candi, kecamatan Bandungan, Jawa Tengah. Secara geografis, letak candi ini berada di koordinat -7.210290, +110.342010, yang berada di ketinggian 1200 m di atas permukaan laut.
Lokasi tepatnya di kaki Gunung Ungaran sehingga kesejukkan dapat dirasakan di area ini. Suhunya pun sekitar 19° – 27° Celcius. Letaknya 15 km dari kota Ambarawa dan 45 km dari kota Semarang.
Lokasi tepatnya di kaki Gunung Ungaran sehingga kesejukkan dapat dirasakan di area ini. Suhunya pun sekitar 19° – 27° Celcius. Letaknya 15 km dari kota Ambarawa dan 45 km dari kota Semarang.
Awal Penemuan Candi Gedong Songo
Sejarah
Candi Gedong Songo mulai dimasukkan ke dalam serajah Nusantara ini
sejak tahun 1740 yang telah dikemukakan oleh Sir Thomas Stamford
Raffles. Waktu itu, Raffles menemukan 7 buah bangunan berupa candi.
Sehingga, dulu candi ini masih memiliki nama sebagai ‘Candi Gedong
Pitu’. Kata ‘Gedong’ ini merupakan bahasa Jawa dari ‘Bangunan’ atau
‘Candi’ dan kata ‘Pitu’ berasal dari bahasa Jawa dari ‘Tujuh’.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya di tahun 1908, Van Stein Callenfels yang merupakan seorang arkeolog asal Belanda ini menemukan 2 candi lain di area Candi gedong Songo. Sehingga total candi di area tersebut berjumlah 9. Mulailah candi ini dinamakan sebagai ‘Candi Gedong Songo. Diambil dari kata ‘Songo’ yang berasal dari bahasa Jawa ‘Sembilan’.
Di tahun 1928, Candi Gedong I dan Gedong II telah dilakukan pemugaran yang memakan waktu setahun. Hingga pemerintahan Indonesia pun melakukan pemugaran secara keseluruhan pada candi tersebut pada tahun 1972 dan memakan waktu hingga 10 tahun.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya di tahun 1908, Van Stein Callenfels yang merupakan seorang arkeolog asal Belanda ini menemukan 2 candi lain di area Candi gedong Songo. Sehingga total candi di area tersebut berjumlah 9. Mulailah candi ini dinamakan sebagai ‘Candi Gedong Songo. Diambil dari kata ‘Songo’ yang berasal dari bahasa Jawa ‘Sembilan’.
Di tahun 1928, Candi Gedong I dan Gedong II telah dilakukan pemugaran yang memakan waktu setahun. Hingga pemerintahan Indonesia pun melakukan pemugaran secara keseluruhan pada candi tersebut pada tahun 1972 dan memakan waktu hingga 10 tahun.
Sejarah Candi Gedong Songo
Candi gedong songo sendiri diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi). Komplek Candi Gedong Songo ini dibangun oleh Putera Sanjaya, seorang Raja Mataram Kuno pada sekitar abad 7 masehi. Dilihat dari arsitektur dan pendirinya yang beragama hindu, candi gedong songo dipastikan merupakan candi hindu yang dibangun untuk tujuan pemujaan. Di candi gedong songo terdapat beberapa patung dewa seperti Syiwa mahaguru, Syiwa Mahakala , Syiwa Mahadewa, Durgamahesasuramardhani dan Ganesya. Candi gedong songo ini dijadikan tempat pemujaan bagi umat hindu. Di dalam kompleks candi gedong songo ini Juga ditemukan Lingga dan Yoni yang merupakan ciri khas dari candi hindu di Indonesia.
Candi Gedong Songo mempunyai karakter Aura Alam Ghaib yang sangat kuat dan mistik. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, komplek candi ini terdiri atas sembilan buah candi, yang berderet dari bawah ke atas yang dihubungkan dengan jalan setapak bersemen. Satu bangunan Candi yang berada dipuncak paling tinggi disebut puncak Nirwana. Dilokasi sekitar candi gedong songo ini juga teerdapat bukit Kendalisodo dan Gua tempat Hanoman bertapa.
Candi Gedong Songo mempunyai karakter Aura Alam Ghaib yang sangat kuat dan mistik. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, komplek candi ini terdiri atas sembilan buah candi, yang berderet dari bawah ke atas yang dihubungkan dengan jalan setapak bersemen. Satu bangunan Candi yang berada dipuncak paling tinggi disebut puncak Nirwana. Dilokasi sekitar candi gedong songo ini juga teerdapat bukit Kendalisodo dan Gua tempat Hanoman bertapa.
Mitos dan Legenda Candi Gedong Songo
Di setiap tempat pasti memiliki kisah tersendiri salah satunya adalah kisah mistik yang ada pada tempat tersebut. Seperti halnya dengan Candi Gedong Songo yang juga memiliki kisah mistik pada tersendiri dan berdasarkan cerita dari masyarakat setempat.
Berdasarkan
legenda masyarakat setempat, bahwa sejarah Candi Gedong Songo ini
merupakan tempatnya Hanoman menimbun Dasamuka atau Rahwana ketika perang
memperebutkan Dewi Sinta. Seperti pada kisah Ramayana bahwa Dasamuka
menculik Dewi Sinta dari sisi Rama sang suaminya. Karena ingin merebut
kembali istrinya tercinta itu, maka terjadilah perang besar untuk
merebut kembali Dewi Sinta. Peperangan itu terjadi antara kedua kubu
yaitu kubu Dasamuka dan bala tentaranya dengan Rama dan Hanoman yang
memimpin pasukan kera.
Dasamuka pun tidak bisa mati
walaupun sudah dirajam oleh ratusan senjata tubuhnya yang telah dirajam
oleh Rama. Karena kejadian tersebut, maka Hanoman berpikir keras
bagaimana caranya untuk mengalahkan Dasamuka. Sehingga muncullah ide
untuk mengangkat gunung yang besar dan ditimpalah ke tubuh Dasamuka.
Hingga pada akhirnya Dasamuka tertimbun hidup-hidup oleh gunung yang
mana gunung tersebut adalah Gunung Ungaran. Dipercaya setelah kejadian
tersebut, setiap hari di Gunung Ungaran selalu terdengar rintihan
Dasamuka hingga menjadi tempat pemandian air panas seperti yang
digunakan sampai sekarang.
Konon, Dasamuka adalah
raksasa yang suka minum minuman keras, sehingga ketika ada pengunjung
membawa minuman keras di daerah tersebut, maka akan membuat Dasamuka
terbangun karena mencium aroma minuman keras. Hal itu ditandai dengan
adanya air panas yang semakin panas atau bahkan hingga gempa kecil yang
terjadi pada daerah tersebut. Bukan hanya cerita tentang Dasamuka dan
Hanoman saja, melainkan juga terdapat cerita lain yang mendasari asal
usul terjadinya candi tersebut.
Masyarakat setempat
telah mempercayai bahwa Candi Gedong Songo ini terdapat jin atau makhluk
ghaib yang bernama Mbah Murdo sebagai penunggu candi. Dan masyarakat
setempat pun mempercayai bahwa yang membangun candi ini adalah Ratu Sima
sebagai persembahan kepada dewa-dewanya di setiap Ratu Sima mengalami
masalah. Setiap Ratu Sima menghadapi masalah, Ratu Sima selalu bersemedi
di candi tersebut hingga mendapatkan pencerahan dari para dewa.
Karakteristik Masing-Masing Candi Gedong Songo
Setiap candi pada Candi gedong Songo ini memiliki sejarah yang berbeda-beda dan memiliki karakteristik masing-masing. Berikut ini adalah sejarah masing-masing dari setiap candinya pada Candi Gedong Songo1. Candi Gedong I
Candi Gedong I ini merupakan salah satu candi yang terbentuk utuh di antara candi-candi lainnya di komplek candi Gedong Songo.
Karakteristik pada candi ini adalah sebagai berikut:
- Berbentuk persegi panjan
- Ukuran tidak terlalu besar
- Tinggi sekitar 4 sampai 5 meter
- Berdiri di atas sebuah batur
- Kaki candinya setinggi 1 meter
- Kaki candi terdapat hiasan berupa pahatan relief sulur dan pahatan bunga atau Padma di sekelilingnya.
- Berdiri menghadap ke arah Timur
- Terdapat tangga kecil di pintu masuknya
- Di bagian dalam terdapat ruangan sempit,
- Di bagian luar hanya terlihat polos tanpa hiasan relief, hanya pahatan bunga sederhana seperti bingkai kosong di tengahnya.
Sama halnya dengan Candi Gedong I, bahwa Candi Gedong II berupa sebuah bangunan candi yang utuh.
Karakteristik dari Candi Gedong II ini di antaranya:
- Candi ini berdiri kokoh di atas batur bujur sangkar dengan luas 2,2m dan tinggi 1 meter. Di atas batur terdapat selasar selebar setengah meter yang mengeliling candi.
- Terdapat tangga di depan pintu masuk Candi Gedong II. Di bagian atas pintu, terdapat hiasan pahatan Kalamakara yang menjorok keluar sepanjang 1 meter
- Candi menghadap ke arah Timur.
- Di bagian luarnya terdapat relung atau ceruk kecil yang terdapat sebuah arca. Relung tersebut dihiasi dengan 2 kepala naga. Juga terdapat pahatan pola kertas tempel di masing-masing relung.
- Bagian atap terlihat reruntuhan bangunan.
- Di depannya juga terdapat bangunan candi kecil yaitu Candi Perwara yang fungsinya sebagai penjaga Candi Gedong II.
Berbeda halnya dengan Candi Gedong I dan II, bahwa Candi Gedong III ini terdapat 3 buah bangunan candi besar.
Berikut ini karakteristiknya:
- 2 candi berada sederet menghadap Timur dan terlihat serupa, namun satu di antara kedua candi itu tampak lebih besar dan itu adalah candi utamanya dan candi di sampingnya berfungsi sebagai Candi Perwara. Kedua candi tersebut bentuknya seupa dengan Candi Gedong II. Sedangkan 1 candi yang lebih kecil menghadap Barat.
- Kedua candi utama memang serupa dengan Candi Gedong II, perbedaannya adalah adanya relung di pintu masuk yang terdapat arca Siwa yang berdiri dengan gada panjang di tangan kanannya.
- Pada dinding candi utama terdapat beberapa relung yang terdapat Ganesha dan Durga bertangan 8.
- Candi kecil di depan kedua candi utama fungsinya sebagai tempat penyimpanan yang bentuknya mirip dengan Candi Semar di Candi Dieng yang bentuknya persegi panjang dengan atapnya yang berbentuk limas.
4. Candi Gedong IV
Candi ini merupakan sebuah candi besar yang dikelilingi oleh beberapa reruntuhan candi kecil yang merupakan candi Perwara.
Karakteristik pada Candi Gedong IV adalah sebagai berikut:
- Candi ini serupa dengan Candi Gedong II dengan batus setinggi 1 meter dan selasar yang mengelilingi seluas setengah meter.
- Candi ini menghadap ke arah Timur.
- Terdapat tangga di pintu masuknya dan di pintu tersebut terdapat bilik penampil tanpa arca yang menjorok sepanjang 1 meter.
- Di bagian luarnya juga terdapat bilik penampil dengan relung yang berisi arca namun sudah rusak.
Candi Gedong V ini serupa dengan Candi Gedong IV yaitu merupakan bangunan utama yang besar dan beberapa reruntuhan candi Perwira yang mengelilingi candi utama.
- bahwa bangunan utama pada Candi Gedong V ini juga menyerupai Candi Gedong II, namun perbedaannya adalah terdapat Arca Ganesha yang duduk bersila pada beberapa relung di sisi luar candi utama.
Untuk candi lainnya seperti candi Gedong VI hingga Candi Gedong IX hampir serupa dengan Candi Gedong V dari segi karakteristik dan bentuk bangunannya.
0 komentar:
Posting Komentar